- kehidupan nomaden,
- kehidupan semi nomaden, dan
- kehidupan menetap.
1. Pola Kehidupan Nomaden
Nomaden artinya berpindah - pindah dari satu tempat ke tempat yang
lain. Kehidupan masyarakat pra aksara sangat bergantung kepada alam.
Bahkan, kehidupan mereka tak ubahnya seperti kelompok hewan karena
bergantung pada apa yang disediakan alam. Apa yang mereka makan adalah
bahan makanan apa yang disediakan alam. Buah - buahan, umbiumbian, atau
dedaunan yang mereka makan tinggal memetik dari pepohonan atau menggali
dari tanah. Mereka tidak pernah menanam atau mengolah pertanian.Apabila mereka ingin makan ikan, maka mereka tinggal menangkap ikan di sungai, waduk, atau tempat - tempat lain, di mana ikan dapat hidup. Apabila mereka ingin makan daging, maka mereka tinggal berburu untuk menangkap binatang buruannya. Adapun cara menangkap ikan atau binatang buruannya, tentu berbeda dengan yang kita lakukan sekarang. Mereka tidak pernah memelihara ikan atau binatang ternak lainnya.
Berdasarkan pola kehidupan nomaden tersebut, maka masa kehidupan masyarakat pra aksara sering disebut sebagai ‘masa mengumpulkan bahan makanan dan berburu’. Jika bahan makanan yang akan dikumpulkan telah habis, mereka kemudian berpindah ke tempat lain yang banyak menyediakan bahan makanan. Di samping itu, tujuan perpindahan mereka adalah untuk menangkap binatang buruannya. Kehidupan semacam itu berlangsung dalam waktu yang lama dan berlangsung secara terus menerus. Oleh karena itu, mereka tidak pernah memikirkan rumah sebagai tempat tinggal yang tetap.
Mereka tinggal di alam terbuka seperti hutan, di bawah pohon, di tepi sungai, di gunung, di gua, dan di lembah - lembah. Pada waktu itu, lingkungan alam belum stabil dan masih liar atau ganas. Oleh karena itu, setiap orang harus berhati - hati terhadap setiap ancaman yang dapat muncul secara tiba - tiba. Ancaman yang paling membahayakan adalah binatang buas. merupakan musuh utama manusia dalam hidup dan kehidupannya.
Berkaitan dengan kehidupan yang kurang aman, maka untuk menuju ke suatu tempat, mereka biasanya mereka mem memilih jalan dengan menelusuri sungai. Perjalanan melalui sungai dipandang lebih mudah dan aman dari pada melalui daratan (hutan) yang sangat berbahaya. Sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi, akhirnya timbul pemikiran untuk membuat rakit - rakit sebagai alat transportasi. Bahkan dalam perkembangannya, masyarakat pra aksara mampu membuat perahu sebagai sarana transportasi melalui sungai.
Pada masa nomaden, masyarakat pra aksara telah mengenal kehidupan berkelompok. Jumlah anggota dari setiap kelompok sekitar 10-15 orang. Bahkan, untuk mempermudah hidup dan kehidupannya, mereka telah mampu membuat alat - alat perlengkapan dari batu dan kayu, meskipun bentuknya masih sangat kasar dan sederhana. Ciri - ciri kehidupan masyarakat nomaden adalah sebagai berikut:
- selalu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain,
- sangat bergantung pada alam,
- belum mengolah bahan makanan,
- hidup dari hasil mengumpulkan bahan makanan dan berburu,
- belum memiliki tempat tinggal yang tetap,
- peralatan hidup masih sangat sederhana dan terbuat dari batu atau kayu.
2. Pola Kehidupan Semi Nomaden
Terbatasnya, kemampuan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat
menuntut setiap manusia untuk merubah pola kehidupannya. Oleh karena
itu, masyarakat pra aksara mulai merubah pola hidup secara nomaden
menjadi semi nomaden. Kehidupan semi nomaden adalah pola kehidupan yang
berpindah - pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, tetapi sudah
disertai dengan kehidupan menetap sementara. Hal ini berkaitan dengan
kenyataan bahwa mereka sudah mulai mengenal cara - cara mengolah bahan
makanan.Pola kehidupan semi nomaden ditandai dengan ciri - ciri sebagai berikut:
- mereka masih berpindah - pindah dari satu tempat ke tempat lain;
- mereka masih bergantung pada alam;
- mereka mulai mengenal cara - cara mengolah bahan makanan;
- mereka telah memiliki tempat tinggal sementara;
- di samping mengumpulkan bahan makanan dan berburu, mereka mulai menanam berbagai jenis tanaman;
- sebelum meninggalkan suatu tempat untuk berpindah ke tempat lain, mereka terlebih dahulu menanam berbagai jenis tanaman dan mereka akan kembali ke tempat itu, ketika musin panen tiba;
- peralatan hidup mereka sudah lebih baik dibandingkan dengan peralatan hidup masyarakat nomaden;
- di samping terbuat dari batu dan kayu, peralatan itu juga terbuat dari tulang sehingga lebih tajam.
Pada zaman ini, masyarakat diperkirakan telah memelihara anjing. Pada waktu itu, anjing merupakan binatang yang dapat membantu manusia dalam berburu binatang. Di Sulawesi Selatan, di dalam sebuah goa ditemukan sisa - sisa gigi anjing oleh Sarasin bersaudara.
3.Pola Kehidupan Menetap
Kehidupan masyarakat pra aksara terus berkembang sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakatnya. Ternyata, pola kehidupan semi
nomaden tidak menguntungkan karena setiap manusia masih harus berpindah
dari satu tempat ke tempat yang lain. Di samping itu, setiap orang harus
membangun tempat tinggal, meskipun hanya untuk sementara waktu. Dengan
demikian, pola kehidupan semi nomaden dapat dikatakan kurang efektif dan
efisien. Oleh karena itu, muncul gagasan untuk mengembangkan pola
kehidupan yang menetap. Itulah, konsep dasar yang mendasari perkembangan
kehidupan masyarakat pra aksara.Pola kehidupan menetap memiliki beberapa keuntungan atau kelebihan, di antaranya:
- setiap keluarga dapat membangunan tempat tinggal yang lebih baik untuk waktu yang lebih lama;
- setiap orang dapat menghemat tenaga karena tidak harus membawa peralatan hidup dari satu tempat ke tempat lain;
- para wanita dan anak - anak dapat tinggal lebih lama di rumah dan tidak akan merepotkan;
- wanita dan anak - anak sangat merepotkan, apabila mereka harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain;
- mereka dapat menyimpan sisa - sisa makanan dengan lebih baik dan aman;
- mereka dapat memelihara ternak sehingga mempermudah pemenuhan kebutuhan, terutama apabila cuaca sedang tidak baik;
- mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk berkumpul dengan
keluarga, sekaligus menghasilkan kebudayaan yang bermanfaat bagi hidup
dan kehidupannya;
- mereka mulai mengenal sistem astronomi untuk kepentingan bercocok tanam;
- mereka mulai mengenal sistem kepercayaan.
- memiliki struktur tanah yang lebih subur dan sangat menguntungkan bagi kepentingan bercocok tanam;
- memiliki sumber air yang baik sebagai salah satu kebutuhan hidup manusia;
- lebih mudah dijangkau dan memiliki akses ke daerah lain yang lebih mudah;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar