Peninggalan
sejarah bercorak Hindu-Buddha di Indonesia pada umumnya berasal dari India.
Dari penemuan-penemuan peninggalan budaya tersebut, menunjukkan bahwa
persebaran Hindu-Buddha hampir meluas ke seluruh Indonesia. Peninggalan
bercorak Hindu-Buddha banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi
Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Peninggalan
bangunan zaman kuno yang sampai pada kita adalah bangunan yang terbuat dari
batu dan dari bata saja, bangunan-bangunan ini semua sangat erat hubungannya
dengan keagamaan, jadi bersifat suci. Bangunan-bangunan lain seperti keraton,
rumah, pesanggrahan dan lain-lain tidak ada yang bertahan dengan perjalanan
waktu, karena terbuat dari kayu dan bambu.
Menjelang
masuknya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia. Bangsa Indonesia sudah memiliki 10
macam kepandaian antara lain gotong-royong, bercocok tanam, pertukaran, dan
lain-lain
Peninggalan
sejarah kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Buddha di daerah-daerah
Indonesia umumnya berupa:
1. Seni bangunan, meliputi candi, petirtaan
(pemandian), benteng, dan gapura.
2. Seni rupa, meliputi relief, dan
patung.
3. Seni sastra.
4. Agama.
5. Tulisan dan bahasa.
6. Sistem penanggalan.
1. Bentuk-Bentuk Peninggalan Sejarah Kerajaan
Hindu-Buddha
a. Candi
Candi adalah bangunan kuno yang dibuat
dari batu atau bata. Bangunan ini berhubungan dengan agama Hindu atau Buddha
dan bersifat bangunan suci.
Candi berasal dari kata candikagrha
yang berarti kediaman candika nama lain dari Dewi Durga/Dewi Maut. Candi
didirikan sebagai makam sekaligus tempat pemujaan.
Beberapa contoh bangunan
candi antara lain:
1) Candi Peninggalan
Kerajaan Mataram Kuno
a) Candi Hindu
(1) Kelompok
Candi Dieng, terletak di Kabupaten Wonosobo. Di sini terdapat beberapa candi
yang oleh penduduk setempat diberi nama tokoh wayang, seperti Semar, Puntadewa,
Bima, Arjuna, Gatutkaca, dan lain-lain.
(2) Candi
Sambisari, terletak di dekat Yogyakarta. Dibangun pada masa Raja Garung.
(3) Kelompok
Candi Loro Jonggrang (Prambanan), terletak di perbatasan Klaten-Sleman.
Di kelompok ini ada 3 candi induk,
yakni Candi Siwa, Candi Brahma, dan Candi Wisnu.
(4) Kelompok
Candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran.
b) Candi Buddha
(1) Candi
Borobudur, terletak di Kabupaten Magelang. Dibangun pada masa Raja
Samaratungga.
(2) Candi
Pawon (Brajanalan), terletak di Kabupaten Magelang. Dibangun oleh Pramodyawardani.
(3) Candi
Mendut, terletak di Kabupaten Magelang. Di dalamnya terdapat patung Padmapani
dan Wajrapani.
(4) Candi
Kalasan, terletak di Kabupaten Sleman. Dibangun oleh Raja Panangkaran.
(5) Candi
Ngawen, terletak di Kabupaten Muntilan. Candi ini dibuat oleh Raja yang
beragama Hindu, dan diperuntukkan bagi umat yang beragama Buddha.
2) Candi Peninggalan
Kerajaan Medang (Dinasti Isyana)
a. Candi
Sumbernanas, terletak di Blitar. Dibangun oleh Raja Empu Sindok.
b. Candi
Songgoriti, terletak di Batu Malang. Dibangun oleh Raja Empu Sindok.
c. Candi
Gunung Gangsir, terletak di Bangil. Dibangun oleh Raja Empu Sindok.
d. Candi
Lor (Anjuk Landang) terletak di Brebek, Nganjuk. Dibangun oleh Raja Empu
Sindok.
e. Candi
Pucangan, terletak di Gunung Penanggungan. Dibangun oleh Raja Airlangga.
f. Candi
Belahan, dibangun oleh Raja Airlangga.
3) Candi Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan
Candi Badut, terletak di Malang. Candi
ini dibangun pada masa Raja Gajayana (Limwa).
4) Candi Peninggalan
Kerajaan Sriwijaya
a. Kelompok Candi Muara Takus,
terletak di Bangkinang, Kampar, Riau.
b. Kelompok Candi Gunung Tua, terletak
di Padangsidempuan, Tapanuli, Sumatra Utara. Di kelompok ini ada satu candi
yang bentuknya khas, yaitu Candi Biaro Barhal.
c. Candi Portibi.
d. Percandian Muara Jambi.
5) Candi Peninggalan
Kerajaan Singasari
a. Candi
Kidal, terletak di Malang merupakan makam Raja Anusapati.
b. Candi
Kagenengan, terletak di sebelah selatan Singasari merupakan makam Ken Arok.
c. Candi
Jago (Jajaghu), terletak di Malang merupakan makam Raja Wisnu Wardhana.
d. Candi
Kumitir, merupakan makam Mahisa Campaka.
e. Candi Singasari, terletak di Malang
merupakan makam Raja Kertanegara sebagai Bhairawa.
f. Candi Jawi, terletak di dekat
Pringen merupakan makam Raja Kertanegara sebagai Syiwa Buddha.
6) Candi Peninggalan
Kerajaan Majapahit
a. Candi Panataran, terletak di
Blitar.
b. Candi Sawentar, terletak di Blitar.
c. Candi Tikus, terletak di Trowulan,
Mojokerto.
d. Candi Sukuh, terletak di
Karanganyar. Candi ini menunjukkan unsur Jawa asli.
e. Candi Ceta, terletak di
Karanganyar.
b. Stupa
Stupa adalah bangunan dari batu yang
berbentuk seperti tempurung yang merupakan ciri khas agama Buddha. Stupa
berfungsi untuk menyimpan peninggalan keramat Buddha Gautama. Misalnya, stupa
Candi Borobudur dan stupa Candi Kalasan.
c. Relief
Relief adalah seni pahat dengan gambar
timbul. Pada umumnya dipahatkan pada dinding candi, terutama pada
lorong-lorongnya dan melukiskan cerita yang diambil dari karya-karya sastra
Hindu-Buddha.
Relief cerita yang penting kita dapati
pada:
1) Candi Borobudur, terdapat 3 relief cerita:
a) Karmawibhangga:
menggambarkan perbuatan manusia dan hukuman atas perbuatan itu.
b) Latitawistara:
cerita rakyat Buddha Gautama dari lahir hingga mendapat bidhi. Relief ini
terdapat pada dinding pertama.
c) Ganda
Wyuha: menceritakan usaha Sudhana mencari ilmu tertinggi. Relief ini terdapat
pada lorong dinding kedua.
2) Candi Loro Jonggrang (Prambanan), terdapat 2 relief
cerita:
a) Ramayana: terdapat pada lorong
Candi Syiwa diteruskan pada lorong Candi Brahma.
b) Kresnayana: terdapat pada lorong
Candi Wisnu.
3) Candi Jago, terdapat 3 relief cerita yakni: Kresnayana,
Parthayajna, dan Kunjara Karna.
4) Candi Penataran, terdapat 2 relief cerita, yakni
Ramayana dan Kresyana.
5) Candi Surowono, terdapat relief cerita Arjuna Wiwaha.
d. Patung
(Arca)
1) Patung
agama Hindu, antara lain: Syiwa (Mahadewa, Mahaguru, Bhairawa, Mahakala),
Wisnu, Brahma, Durga (Mahisa Sura Mardini, Kali, Parwati), Ganesha, Dwarapala,
dan Linggayomi.
2) Patung
agama Buddha.
a) Dhyani Buddha, ada lima bentuk:
Wairocana (dewa penguasa zenith), Amithaba (dewa penguasa barat), Amogasidhi
(dewa penguasa utara), Ratna Sambhawa (dewa penguasa selatan), dan Aksobhnya
(dewa penguasa timur).
b) Dhyani Bodhisatwa, ada tiga bentuk:
Awalokiteswara, Padmapani, Maitreya
c) Dewi Tara
e. Seni
Sastra
Seni Sastra Hindu-Buddha di Indonesia
dibagi menjadi : Zaman Mataram, Zaman Kediri, Zaman Majapahit I, dan Zaman
Majapahit II penjabarannya sebagai berikut.
1) Zaman
Mataram (meliputi Mataram Kuno, Medang, dan Sriwijaya)
a) Kakawin
Ramayana, abad IX.
b) Bagian-bagian
Mahabhrata, abad X.
c) Kitab
Sang Hyang Kamahayanikan, karya Sambhara Suryawarana, dikarang pada zaman Raja
Empu Sindok.
d) Kitab
Siwasasana (Purwadigama), merupakan kitab hukum. Dikarang pada zaman
pemerintahan Raja Dharmawangsa.
e) Kitab
Arjuna Wiwaha, karya Empu Kanwa. Dikarang pada zaman Raja Airlangga.
2) Zaman Kediri
Karya sastra zaman Kediri berupa
Sastra Temban Jawa Kuno yang disebut Kakawin.
1) Kitab Kresnayana, karya Empu
Triguna.
2) Kitab Smaradahana, karya Empu
Dharmaja.
3) Kitab Bharatayuddha, karya Empu
Sedah dan Empu Panuluh.
4) Kitab Gatot Kacasraya, karya Empu
Panuluh.
5) Kitab Hariwangsa, karya Empu
Panuluh.
3) Zaman Majapahit I (Majapahit Awal)
Karya sastra zaman Majapahit I
berbentuk Kakawin.
1) Kitab Negara Kertagama, karya Empu
Prapanca.
2) Kitab Sutasoma, Karya Empu
Tantular.
3) Kitab Arjunawijaya, karya Empu
Tantular.
4) Kitab Kunjara Karna.
5) Kitab Parthayajna.
6) Kitab Dharmasurya.
4) Zaman Majapahit II (Majapahit
Akhir)
Karya sastra zaman Majapahit II berupa
Sastra Tembang Jawa Tengahan yang
disebut Kidung
1) Kitab Pararaton
2) Kitab Tantu Panggelaran
3) Kitab Calon Arang
4) Kitab Sundayana
5) Kitab Pamancangan
6) Kitab Karawasrama
7) Kitab Bubhuksah
8) Kitab Panji Wijaya Krama
9) Kitab Ranggalawe
10) Kitab Hukum Kutaramanawa, karya
Gajah Mada.
f. Agama
Salah satu peninggalan sejarah yang
bercorak Hindu-Buddha adalah agama, baik agama Hindu maupun agama Buddha. Agama
Hindu pertama kali muncul di Indonesia pada awal abad ke-5 dengan berdirinya
kerajaan Kutai dan tujuh buah peninggalannya yang berupa Yupa. Sampai sekarang
agama Hindu masih banyak dianut oleh penduduk Bali. Agama Buddha telah masuk ke
Indonesia dan berkembang pesat mulai abad ke-7. Masuknya agama Buddha
berdasarkan penemuan beberapa Arca Buddha di Sempaga, Jember, dan Bukit
Siguntang di Palembang. Sampai sekarang agama Buddha masih dianut oleh sebagian
penduduk Indonesia.
g. Tulisan
dan Bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di
Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang sebagian besar berhuruf Pallawa
dan berbahasa Sansekerta. Prasasti-prasasti tersebut masih banyak tersimpan di
Indonesia.
h. Sistem Penanggalan
Sistem penanggalan yang banyak digunakan
oleh raja-raja Hindu-Buddha adalah Tarikh Saka (Tahun Saka) yang pertama kali
digunakan oleh Raja Kanisakha.
Perbedaan waktu antara tahun Saka
dengan tahun Masehi adalah 78 tahun. Misalnya Raja Sanjaya meninggal pada tahun
668 Saka. Maka kalau dibaca dengan tahun Masehi adalah 668 + 78 = 746 Masehi.
Ciri-Ciri
Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu-Buddhadi Berbagai Daerah
Dari
peninggalan-peninggalan sejarah yang dikemukakan di atas, terdapat beberapa
perbedaan ciri peninggalan sejarah Hindu-Buddha di berbagai daerah di Indonesia.
a. Ciri-Ciri
Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu
1) Bangunan Candi Hindu
Candi-candi yang bercorak Hindu di
Indonesia, pada umumnya berfungsi sebagai tempat pemujaan, namun ada pula yang
dipergunakan untuk kuburan raja-raja/makam.
a) Candi
Hindu merupakan candi makam, yaitu tempat memakamkan abu jenazah raja. Di ruang
dalam candi, biasanya terdapat arca orang yang meninggal yang dijadikan dalam
wujud sebagai dewa agama Hindu. Arca itulah tempat pemujaan roh orang
meninggal, yang pada umumnya adalah raja atau orang-orang terkemuka.
b) Bangunan
candi Hindu terdiri atas tiga bagian, yaitu:
(1) Bhurloka
(bagian atas candi) melambangkan dunia fana.
(2) Bhurvaloka
(tubuh candi) melambangkan dunia pembersih atau pemurnian.
(3) Svarloka
(atap candi) melambangkan dunia para dewa.
c) (1) Bagian atas candi biasanya
berbentuk bujur sangkar dan berdiri pada alas yang lebih tinggi daripada
permukaan tanah.
(2) Bagian tubuh candi pada umumnya
terdapat bilik tempat arca. Di bawah arca dibuat semacam sumur untuk meletakkan
pripih (peti batu untuk menyimpan abu jenazah). Di bagian samping kiri, samping
kanan, dan bagian belakang bilik utama dibuat relung-relung ajang diisi arca,
biasanya arca Durga, Guru dan Ganesha.
(3) Bagian
atap candi bertingkat tiga, semakin ke atas semakin kecil. Di bagian puncak
berbentuk semacam genta.
d) Pada
dinding candi terdapat relief yang menggambarkan situasi kerajaan atau
masyarakat saat itu, keadaan alam, dewa-dewa, binatang-binatang ajaib, bidadari-bidadari,
atau cerita kepahlawanan tertentu.
2) Patung Hindu
Patung/arca merupakan bagian
terpenting dari bangunan candi. Candi dibangun untuk menyimpan patung/arca
dewa. Ada tiga patung/arca utama pada candi Hindu, yaitu patung Dewa Siwa,
Wisnu, dan Brahma.
Ciri-ciri patung Hindu, yang
menggambarkan dewa, biasanya bertangan empat.
- Dewa Siwa, bertangan empat
masing-masing memegang: camara (Penghalu lalat), aksamala (tasbih), kamandalu
(kendi) dan trisula (mata tombak berujung tiga). Dewa Siwa juga dilukiskan
dalam bentuk-bentuk lain seperti Mahaguru, Mahakala, dan Bhairawa yang
menakutkan.
- Dewa Wisnu, empat tangannya memegang
cakra (cakram), gada (pemukul), sangka (terompet kulit kerang), dan kuncup
teratai.
- Dewa Brahma, berkepala empat dan
bertangan empat yang memegang: Aksamala, camara.
- Dewa Ganesha, putra Dewa Siwa, mudah
dikenali karena ia berkepala gajah dan bertangan empat dengan tanda-tanda
dewanya. Di samping itu, dewa-dewa Siwa, Brahma, dan Wisnu dikenali juga karena
binatang kendaraannya. Siwa berkendara lembu. Wisnu berkendara Garuda dan Brahma
berkendara angsa.
3) Relief Hindu
Relief adalah lukisan yang digoreskan
pada permukaan batu, berupa gambar atau hiasan. Biasanya relief dipahatkan pada
dinding candi untuk menggambarkan urutan sebuah cerita atau kisah.
Relief yang bercorak Hindu,
ciri-cirinya ada yang mengisahkan suatu cerita yang beraliran Hindu dari India,
misalnya relief Ramayana di Candi Prambanan relief Kresnayana di Candi Jago.
b. Ciri-Ciri Peninggalan Sejarah Bercorak
Buddha
1) Bangunan Candi Buddha
a) Candi
Buddha umumnya hanya berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi raja. Di dalam
candi biasanya terdapat patung Buddha yang didampingi Awalioteswara atau patung
Tara.
b) Bangunan
candi Buddha umumnya terdiri atas tiga tingkatan, yaitu:
(1) Kamadhatu
(bagian dasar candi): melambangkan kehidupan manusia yang penuh dosa.
(2) Rupadhatu
(bagian tengah candi): melambangkan kehidupan manusia di dunia yang hanya
mementingkan nafsu.
(3) Arupadhatu
(bagian atas candi): melambangkan manusia sudah mencapai nirwana.
2) Stupa
Stupa biasanya terletak pada puncak
candi yang bercorak Buddha. Contoh stupa
dapat dilihat pada candi Borobudur di Jawa Tengah, candi Sumberawan di Jawa Timur,
dan candi Muara Takus di Riau.
Ada tiga bagian penting dari bangunan
stupa, yaitu:
- Dasar
stupa, yaitu merupakan pondasi bangunan yang menjadi simbol jubah Buddha yang
dilipat segi empat.
- Andha,
adalah bagian bangunan terpenting berupa bulatan setengah bola yang
melambangkan keabadian.
- Yasthi,
adalah puncak bangunan yang dilengkapi dengan Cathra (payung) yang merupakan
simbol tongkat Buddha Gautama.
3) Patung Buddha
Patung-patung dalam agama Hindu
berbeda dengan patung-patung dalam agama Buddha. Patung-patung Buddha selalu
digambarkan dalam sikap duduk bersila. Tangannya hanya dua dan selalu
digambarkan dalam sikap tangan di depan badannya dengan berbagai sikap
jari-jari yang dinamai mudra.
4) Relief Buddha
Relief bercorak Buddha ciri-cirinya
adalah melukiskan suatu cerita yang
berhubungan dengan Buddha Gautama. Ada
yang menceritakan riwayat sang Buddha Gautama sejak lahir sampai amanat pertama
di Taman Rusa. Ada pula yang menceritakan perbuatan-perbuatan Sang Buddha
Gautama. Relief yang bercorak Buddha contohnya adalah relief yang melukiskan
perjalanan sang Buddha Gautama pada Candi Borobudur.
c. Perbedaan
Candi yang Berlanggam Jawa Tengah dan yang Berlanggam Jawa Timur
Dilihat dari bangunannya, candi
dibedakan menjadi dua bentuk (langgam), yaitu langgam Jawa Tengah dan langgam
Jawa Timur. Termasuk candi berlanggam Jawa Timur adalah candi-candi yang berada
di Sumatrea dan di Bali.
Langgam Jawa tengah
|
Langgam Jawa Timur
|
a. Bentuk bangunannya tambun
b. Atapnya berundak-undak.
c. Puncaknya berbentuk stupa atau ratna.
d. Gawang pintu berhiasakan kalamakara.
e. Umur candi lebih tua.
f. Berfungsi sebagai tempat pemujaan.
g. Menggambarkan susunan masyarakat
yang feodal.
h. Reliefnya timbul agak menonjol dari
lukisannya naturalis.
i. Letak candi di tengah halaman.
j. Kebanyakan menghadap ke timur.
k. Kebanyakan terbuat dari batu hitam
(andesit).
|
a. Bentuk
bangunannya ramping.
b. Atapnya
merupakan perpaduan
tingkatan.
c.
Puncaknya berbentuk kubus.
d. Gawang
pintu diberi kepala kala.
e. Umur
candi lebih muda.
f.
Berfungsi sebagai kuburan raja-raja.
g.
Menggambarkan susunan masyarakat
yang federal.
h.
Reliefnya timbul hanya sedikit dan
lukisannya simbolis menyerupai
wayang kulit.
i. Letak
candi di bagian belakang
halaman.
j.
Kebanyakan menghadap ke barat.
k.
Kebanyakan terbuat dari batu bara.
|
Disunting dari : Buku IPS Kelas VII karangan Nanang Herjunanto dkk
Sangat bermanfaat. ijin share mengenai Peninggalan Sejarah Kerajaan Mataram
BalasHapusini.
terima kasih <<>> www.akuclever.blogspot.com
BalasHapus