Label

Kamis, 07 Februari 2013

Peninggalan-Peninggalan Sejarah Kerajaan-Kerajaan Bercorak Hindu-Buddha


Peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha di Indonesia pada umumnya berasal dari India. Dari penemuan-penemuan peninggalan budaya tersebut, menunjukkan bahwa persebaran Hindu-Buddha hampir meluas ke seluruh Indonesia. Peninggalan bercorak Hindu-Buddha banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Peninggalan bangunan zaman kuno yang sampai pada kita adalah bangunan yang terbuat dari batu dan dari bata saja, bangunan-bangunan ini semua sangat erat hubungannya dengan keagamaan, jadi bersifat suci. Bangunan-bangunan lain seperti keraton, rumah, pesanggrahan dan lain-lain tidak ada yang bertahan dengan perjalanan waktu, karena terbuat dari kayu dan bambu.
Menjelang masuknya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia. Bangsa Indonesia sudah memiliki 10 macam kepandaian antara lain gotong-royong, bercocok tanam, pertukaran, dan lain-lain
Peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Buddha di daerah-daerah Indonesia umumnya berupa:
1. Seni bangunan, meliputi candi, petirtaan (pemandian), benteng, dan gapura.
2. Seni rupa, meliputi relief, dan patung.
3. Seni sastra.
4. Agama.
5. Tulisan dan bahasa.
6. Sistem penanggalan.
1. Bentuk-Bentuk Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha
a. Candi
Candi adalah bangunan kuno yang dibuat dari batu atau bata. Bangunan ini berhubungan dengan agama Hindu atau Buddha dan bersifat bangunan suci.
Candi berasal dari kata candikagrha yang berarti kediaman candika nama lain dari Dewi Durga/Dewi Maut. Candi didirikan sebagai makam sekaligus tempat pemujaan.
Beberapa contoh bangunan candi antara lain:
1) Candi Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
a) Candi Hindu
(1)   Kelompok Candi Dieng, terletak di Kabupaten Wonosobo. Di sini terdapat beberapa candi yang oleh penduduk setempat diberi nama tokoh wayang, seperti Semar, Puntadewa, Bima, Arjuna, Gatutkaca, dan lain-lain.
(2)   Candi Sambisari, terletak di dekat Yogyakarta. Dibangun pada masa Raja Garung.
(3)   Kelompok Candi Loro Jonggrang (Prambanan), terletak di perbatasan Klaten-Sleman.
Di kelompok ini ada 3 candi induk, yakni Candi Siwa, Candi Brahma, dan Candi Wisnu.
(4)   Kelompok Candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran.
b) Candi Buddha
(1)   Candi Borobudur, terletak di Kabupaten Magelang. Dibangun pada masa Raja Samaratungga.
(2)   Candi Pawon (Brajanalan), terletak di Kabupaten Magelang. Dibangun oleh Pramodyawardani.
(3)   Candi Mendut, terletak di Kabupaten Magelang. Di dalamnya terdapat patung Padmapani dan Wajrapani.
(4)   Candi Kalasan, terletak di Kabupaten Sleman. Dibangun oleh Raja Panangkaran.
(5)   Candi Ngawen, terletak di Kabupaten Muntilan. Candi ini dibuat oleh Raja yang beragama Hindu, dan diperuntukkan bagi umat yang beragama Buddha.
2) Candi Peninggalan Kerajaan Medang (Dinasti Isyana)
a. Candi Sumbernanas, terletak di Blitar. Dibangun oleh Raja Empu Sindok.
b. Candi Songgoriti, terletak di Batu Malang. Dibangun oleh Raja Empu Sindok.
c. Candi Gunung Gangsir, terletak di Bangil. Dibangun oleh Raja Empu Sindok.
d. Candi Lor (Anjuk Landang) terletak di Brebek, Nganjuk. Dibangun oleh Raja Empu Sindok.
e. Candi Pucangan, terletak di Gunung Penanggungan. Dibangun oleh Raja Airlangga.
f.   Candi Belahan, dibangun oleh Raja Airlangga.
3) Candi Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan
Candi Badut, terletak di Malang. Candi ini dibangun pada masa Raja Gajayana (Limwa).
4) Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
a. Kelompok Candi Muara Takus, terletak di Bangkinang, Kampar, Riau.
b. Kelompok Candi Gunung Tua, terletak di Padangsidempuan, Tapanuli, Sumatra Utara. Di kelompok ini ada satu candi yang bentuknya khas, yaitu Candi Biaro Barhal.
c. Candi Portibi.
d. Percandian Muara Jambi.
5) Candi Peninggalan Kerajaan Singasari
a. Candi Kidal, terletak di Malang merupakan makam Raja Anusapati.
b. Candi Kagenengan, terletak di sebelah selatan Singasari merupakan makam Ken Arok.
c. Candi Jago (Jajaghu), terletak di Malang merupakan makam Raja Wisnu Wardhana.
d. Candi Kumitir, merupakan makam Mahisa Campaka.
e. Candi Singasari, terletak di Malang merupakan makam Raja Kertanegara sebagai Bhairawa.
f. Candi Jawi, terletak di dekat Pringen merupakan makam Raja Kertanegara sebagai Syiwa Buddha.
6) Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit
a. Candi Panataran, terletak di Blitar.
b. Candi Sawentar, terletak di Blitar.
c. Candi Tikus, terletak di Trowulan, Mojokerto.
d. Candi Sukuh, terletak di Karanganyar. Candi ini menunjukkan unsur Jawa asli.
e. Candi Ceta, terletak di Karanganyar.
b. Stupa
Stupa adalah bangunan dari batu yang berbentuk seperti tempurung yang merupakan ciri khas agama Buddha. Stupa berfungsi untuk menyimpan peninggalan keramat Buddha Gautama. Misalnya, stupa Candi Borobudur dan stupa Candi Kalasan.
c. Relief
Relief adalah seni pahat dengan gambar timbul. Pada umumnya dipahatkan pada dinding candi, terutama pada lorong-lorongnya dan melukiskan cerita yang diambil dari karya-karya sastra Hindu-Buddha.
Relief cerita yang penting kita dapati pada:
1) Candi Borobudur, terdapat 3 relief cerita:
a) Karmawibhangga: menggambarkan perbuatan manusia dan hukuman atas perbuatan itu.
b) Latitawistara: cerita rakyat Buddha Gautama dari lahir hingga mendapat bidhi. Relief ini terdapat pada dinding pertama.
c) Ganda Wyuha: menceritakan usaha Sudhana mencari ilmu tertinggi. Relief ini terdapat pada lorong dinding kedua.
2) Candi Loro Jonggrang (Prambanan), terdapat 2 relief cerita:
a) Ramayana: terdapat pada lorong Candi Syiwa diteruskan pada lorong Candi Brahma.
b) Kresnayana: terdapat pada lorong Candi Wisnu.
3) Candi Jago, terdapat 3 relief cerita yakni: Kresnayana, Parthayajna, dan Kunjara Karna.
4) Candi Penataran, terdapat 2 relief cerita, yakni Ramayana dan Kresyana.
5) Candi Surowono, terdapat relief cerita Arjuna Wiwaha.
d. Patung (Arca)
1) Patung agama Hindu, antara lain: Syiwa (Mahadewa, Mahaguru, Bhairawa, Mahakala), Wisnu, Brahma, Durga (Mahisa Sura Mardini, Kali, Parwati), Ganesha, Dwarapala, dan Linggayomi.
2) Patung agama Buddha.
a) Dhyani Buddha, ada lima bentuk: Wairocana (dewa penguasa zenith), Amithaba (dewa penguasa barat), Amogasidhi (dewa penguasa utara), Ratna Sambhawa (dewa penguasa selatan), dan Aksobhnya (dewa penguasa timur).
b) Dhyani Bodhisatwa, ada tiga bentuk: Awalokiteswara, Padmapani, Maitreya
c) Dewi Tara
e. Seni Sastra
Seni Sastra Hindu-Buddha di Indonesia dibagi menjadi : Zaman Mataram, Zaman Kediri, Zaman Majapahit I, dan Zaman Majapahit II penjabarannya sebagai berikut.
1) Zaman Mataram (meliputi Mataram Kuno, Medang, dan Sriwijaya)
a) Kakawin Ramayana, abad IX.
b) Bagian-bagian Mahabhrata, abad X.
c) Kitab Sang Hyang Kamahayanikan, karya Sambhara Suryawarana, dikarang pada zaman Raja Empu Sindok.
d) Kitab Siwasasana (Purwadigama), merupakan kitab hukum. Dikarang pada zaman pemerintahan Raja Dharmawangsa.
e) Kitab Arjuna Wiwaha, karya Empu Kanwa. Dikarang pada zaman Raja Airlangga.
2) Zaman Kediri
Karya sastra zaman Kediri berupa Sastra Temban Jawa Kuno yang disebut Kakawin.
1) Kitab Kresnayana, karya Empu Triguna.
2) Kitab Smaradahana, karya Empu Dharmaja.
3) Kitab Bharatayuddha, karya Empu Sedah dan Empu Panuluh.
4) Kitab Gatot Kacasraya, karya Empu Panuluh.
5) Kitab Hariwangsa, karya Empu Panuluh.
3) Zaman Majapahit I (Majapahit Awal)
Karya sastra zaman Majapahit I berbentuk Kakawin.
1) Kitab Negara Kertagama, karya Empu Prapanca.
2) Kitab Sutasoma, Karya Empu Tantular.
3) Kitab Arjunawijaya, karya Empu Tantular.
4) Kitab Kunjara Karna.
5) Kitab Parthayajna.
6) Kitab Dharmasurya.
4) Zaman Majapahit II (Majapahit Akhir)
Karya sastra zaman Majapahit II berupa Sastra Tembang Jawa Tengahan yang
disebut Kidung
1) Kitab Pararaton
2) Kitab Tantu Panggelaran
3) Kitab Calon Arang
4) Kitab Sundayana
5) Kitab Pamancangan
6) Kitab Karawasrama
7) Kitab Bubhuksah
8) Kitab Panji Wijaya Krama
9) Kitab Ranggalawe
10) Kitab Hukum Kutaramanawa, karya Gajah Mada.
f.   Agama
Salah satu peninggalan sejarah yang bercorak Hindu-Buddha adalah agama, baik agama Hindu maupun agama Buddha. Agama Hindu pertama kali muncul di Indonesia pada awal abad ke-5 dengan berdirinya kerajaan Kutai dan tujuh buah peninggalannya yang berupa Yupa. Sampai sekarang agama Hindu masih banyak dianut oleh penduduk Bali. Agama Buddha telah masuk ke Indonesia dan berkembang pesat mulai abad ke-7. Masuknya agama Buddha berdasarkan penemuan beberapa Arca Buddha di Sempaga, Jember, dan Bukit Siguntang di Palembang. Sampai sekarang agama Buddha masih dianut oleh sebagian penduduk Indonesia.
g. Tulisan dan Bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang sebagian besar berhuruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti-prasasti tersebut masih banyak tersimpan di Indonesia.
h. Sistem Penanggalan
Sistem penanggalan yang banyak digunakan oleh raja-raja Hindu-Buddha adalah Tarikh Saka (Tahun Saka) yang pertama kali digunakan oleh Raja Kanisakha.
Perbedaan waktu antara tahun Saka dengan tahun Masehi adalah 78 tahun. Misalnya Raja Sanjaya meninggal pada tahun 668 Saka. Maka kalau dibaca dengan tahun Masehi adalah 668 + 78 = 746 Masehi.
Ciri-Ciri Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu-Buddhadi Berbagai Daerah
Dari peninggalan-peninggalan sejarah yang dikemukakan di atas, terdapat beberapa perbedaan ciri peninggalan sejarah Hindu-Buddha di berbagai daerah di Indonesia.
a. Ciri-Ciri Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu
1) Bangunan Candi Hindu
Candi-candi yang bercorak Hindu di Indonesia, pada umumnya berfungsi sebagai tempat pemujaan, namun ada pula yang dipergunakan untuk kuburan raja-raja/makam.
a) Candi Hindu merupakan candi makam, yaitu tempat memakamkan abu jenazah raja. Di ruang dalam candi, biasanya terdapat arca orang yang meninggal yang dijadikan dalam wujud sebagai dewa agama Hindu. Arca itulah tempat pemujaan roh orang meninggal, yang pada umumnya adalah raja atau orang-orang terkemuka.
b) Bangunan candi Hindu terdiri atas tiga bagian, yaitu:
(1)   Bhurloka (bagian atas candi) melambangkan dunia fana.
(2)   Bhurvaloka (tubuh candi) melambangkan dunia pembersih atau pemurnian.
(3)   Svarloka (atap candi) melambangkan dunia para dewa.
c) (1) Bagian atas candi biasanya berbentuk bujur sangkar dan berdiri pada alas yang lebih tinggi daripada permukaan tanah.
(2) Bagian tubuh candi pada umumnya terdapat bilik tempat arca. Di bawah arca dibuat semacam sumur untuk meletakkan pripih (peti batu untuk menyimpan abu jenazah). Di bagian samping kiri, samping kanan, dan bagian belakang bilik utama dibuat relung-relung ajang diisi arca, biasanya arca Durga, Guru dan Ganesha.
(3)   Bagian atap candi bertingkat tiga, semakin ke atas semakin kecil. Di bagian puncak berbentuk semacam genta.
d)  Pada dinding candi terdapat relief yang menggambarkan situasi kerajaan atau masyarakat saat itu, keadaan alam, dewa-dewa, binatang-binatang ajaib, bidadari-bidadari, atau cerita kepahlawanan tertentu.
2) Patung Hindu
Patung/arca merupakan bagian terpenting dari bangunan candi. Candi dibangun untuk menyimpan patung/arca dewa. Ada tiga patung/arca utama pada candi Hindu, yaitu patung Dewa Siwa, Wisnu, dan Brahma.
Ciri-ciri patung Hindu, yang menggambarkan dewa, biasanya bertangan empat.
- Dewa Siwa, bertangan empat masing-masing memegang: camara (Penghalu lalat), aksamala (tasbih), kamandalu (kendi) dan trisula (mata tombak berujung tiga). Dewa Siwa juga dilukiskan dalam bentuk-bentuk lain seperti Mahaguru, Mahakala, dan Bhairawa yang menakutkan.
- Dewa Wisnu, empat tangannya memegang cakra (cakram), gada (pemukul), sangka (terompet kulit kerang), dan kuncup teratai.
- Dewa Brahma, berkepala empat dan bertangan empat yang memegang: Aksamala, camara.
- Dewa Ganesha, putra Dewa Siwa, mudah dikenali karena ia berkepala gajah dan bertangan empat dengan tanda-tanda dewanya. Di samping itu, dewa-dewa Siwa, Brahma, dan Wisnu dikenali juga karena binatang kendaraannya. Siwa berkendara lembu. Wisnu berkendara Garuda dan Brahma berkendara angsa.
3) Relief Hindu
Relief adalah lukisan yang digoreskan pada permukaan batu, berupa gambar atau hiasan. Biasanya relief dipahatkan pada dinding candi untuk menggambarkan urutan sebuah cerita atau kisah.
Relief yang bercorak Hindu, ciri-cirinya ada yang mengisahkan suatu cerita yang beraliran Hindu dari India, misalnya relief Ramayana di Candi Prambanan relief Kresnayana di Candi Jago.
b. Ciri-Ciri Peninggalan Sejarah Bercorak Buddha
1) Bangunan Candi Buddha
a)         Candi Buddha umumnya hanya berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi raja. Di dalam candi biasanya terdapat patung Buddha yang didampingi Awalioteswara atau patung Tara.
b)         Bangunan candi Buddha umumnya terdiri atas tiga tingkatan, yaitu:
(1)   Kamadhatu (bagian dasar candi): melambangkan kehidupan manusia yang penuh dosa.
(2)   Rupadhatu (bagian tengah candi): melambangkan kehidupan manusia di dunia yang hanya mementingkan nafsu.
(3)   Arupadhatu (bagian atas candi): melambangkan manusia sudah mencapai nirwana.
2) Stupa
Stupa biasanya terletak pada puncak candi yang bercorak Buddha. Contoh  stupa dapat dilihat pada candi Borobudur di Jawa Tengah, candi Sumberawan di Jawa Timur, dan candi Muara Takus di Riau.
Ada tiga bagian penting dari bangunan stupa, yaitu:
-    Dasar stupa, yaitu merupakan pondasi bangunan yang menjadi simbol jubah Buddha yang dilipat segi empat.
-    Andha, adalah bagian bangunan terpenting berupa bulatan setengah bola yang melambangkan keabadian.
-    Yasthi, adalah puncak bangunan yang dilengkapi dengan Cathra (payung) yang merupakan simbol tongkat Buddha Gautama.
3) Patung Buddha
Patung-patung dalam agama Hindu berbeda dengan patung-patung dalam agama Buddha. Patung-patung Buddha selalu digambarkan dalam sikap duduk bersila. Tangannya hanya dua dan selalu digambarkan dalam sikap tangan di depan badannya dengan berbagai sikap jari-jari yang dinamai mudra.
4) Relief Buddha
Relief bercorak Buddha ciri-cirinya adalah melukiskan suatu cerita yang
berhubungan dengan Buddha Gautama. Ada yang menceritakan riwayat sang Buddha Gautama sejak lahir sampai amanat pertama di Taman Rusa. Ada pula yang menceritakan perbuatan-perbuatan Sang Buddha Gautama. Relief yang bercorak Buddha contohnya adalah relief yang melukiskan perjalanan sang Buddha Gautama pada Candi Borobudur.
c. Perbedaan Candi yang Berlanggam Jawa Tengah dan yang Berlanggam Jawa Timur
Dilihat dari bangunannya, candi dibedakan menjadi dua bentuk (langgam), yaitu langgam Jawa Tengah dan langgam Jawa Timur. Termasuk candi berlanggam Jawa Timur adalah candi-candi yang berada di Sumatrea dan di Bali.
Langgam Jawa tengah
Langgam Jawa Timur
a. Bentuk bangunannya tambun
b. Atapnya berundak-undak.
c. Puncaknya berbentuk stupa atau ratna.
d. Gawang pintu berhiasakan kalamakara.
e. Umur candi lebih tua.
f. Berfungsi sebagai tempat pemujaan.
g. Menggambarkan susunan masyarakat
    yang feodal.
h. Reliefnya timbul agak menonjol dari
    lukisannya naturalis.
i. Letak candi di tengah halaman.
j. Kebanyakan menghadap ke timur.
k. Kebanyakan terbuat dari batu hitam
    (andesit).
a. Bentuk bangunannya ramping.
b. Atapnya merupakan perpaduan
    tingkatan.
c. Puncaknya berbentuk kubus.
d. Gawang pintu diberi kepala kala.
e. Umur candi lebih muda.
f. Berfungsi sebagai kuburan raja-raja.
g. Menggambarkan susunan masyarakat
    yang federal.
h. Reliefnya timbul hanya sedikit dan
     lukisannya simbolis menyerupai
     wayang kulit.
i. Letak candi di bagian belakang
    halaman.
j. Kebanyakan menghadap ke barat.
k. Kebanyakan terbuat dari batu bara.

Disunting dari : Buku IPS Kelas VII karangan Nanang Herjunanto dkk

2 komentar: