Label

Selasa, 25 Desember 2012

Komponen Peta

Komponen Peta

Peta adalah gambar sebagian atau seluruh permukaan bumi pada bidang datar, diperkecil dengan skala dan proyeksi tertentu.

Jenis-jenis Peta 



Jenis Peta berdasarkan informasi atau isinya peta :
  1. Peta umum (peta ikhtisar), adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu di permukaan bumi secara umum. Peta umum dibedakan menjadi  dua,  yaitu  peta  chorografi  dan  peta  topografi.  Peta  chorografi adalah peta yang menampilkan permukaan bumi secara umum, seperti peta dunia, peta benua,  dan peta  kabupaten. Peta topografi  adalah  peta  yang  menampilkan  relief  permukaan  bumi.
  2. Peta khusus (tematik) adalah peta yang hanya menggambarkan kenampakan tertentu saja di permukaan bumi. Contoh peta tematik antara  lain  peta  pariwisata,  peta  kepadatan  penduduk, peta  pertambangan,  dan  sebagainya.

Jenis Peta berdasarkan skalanya :

1 . Peta  kadaster,  berskala  1:  100  s.d.  1:  5.000.
2 . Peta  skala  besar,  berskala  1  :  5.000  s.d.  1: 250.000.
3 . Peta  skala  sedang,  berskala  1:  250.000  s.d  1: 500.000.
4 . Peta skala kecil, berskala 1: 500.000 s.d 1:1.000.000.
5 . Peta  skala  sangat  kecil,  berskala  lebih  besar dari  1  :  1.000.000

Jenis Peta Berdasarkan Sifat Datanya


Peta stasioner. Peta stasioner adalah peta yang sifat datanya menggambarkan keadaan permukaan bumi yang tetap atau relatif stabil.
Contohnya:
Peta geologi
Peta kontur
Peta laut menurut kedalamannya
Peta topografi
Peta jalur pegunungan

Peta dinamis. Peta dinamis adalah peta yang sifat datanya menggambarkan keadaan permukaan bumi yang bersifat dinamis atau berubah-ubah.
Contoh:
Peta kepadatan penduduk
Peta penyebaran penduduk memperlihatkan tingkat kepadatan penduduk di suatu tempat pada suatu wilayah.
Peta jaringan transportasi
Peta jaringan irigasi
Peta jaringan telepon

Jenis Peta Berdasarkan Bentuknya

Peta timbul. Peta timbul adalah peta yang dibuat berdasarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya, misalnya peta relief.

Peta dasar (peta biasa). Peta dasar adalah peta yang menggambarkan keadaan suatu wilayah yang belum diberi data, misalnya peta dasar Indonesia atau peta dasar Pulau Jawa. Dengan adanya peta dasar tersebut kita dapat membuat berbagai jenis peta yang kita inginkan.

Peta digital. Peta digital adalah peta yang datanya terdapat pada pita magnetik, sedangkan pengolahan dan penyajian datanya menggunakan komputer, misalnya peta yang digambarkan melalui layar televisi atau layar komputer.



Komponen/Kelengkapan  Peta  terdiri atas :


1. Judul Peta

Judul peta menunjukkan data dan daerah yang tergambar dalam peta tersebut.
Contoh:
  • peta penyebaran penduduk pulau Jawa.
  • peta bentuk muka bumi Asia.
  • peta Indonesia.

Judul peta merupakan komponen yang sangat penting. Biasanya, sebelum pembaca memperhatikan isi peta, pasti terlebih dahulu judul yang dibacanya. Judul peta hendaknya memuat/mencerminkan informasi yang sesuai dengan isi peta. Selain itu, judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda pada peta.

Judul peta biasanya diletakkan di bagian tengah atas peta. Tetapi judul peta dapat juga diletakkan di bagian lain dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakan dari keseluruhan peta.


2.  Skala Peta

Skala pada peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi.
Contoh:
Skala 1 : 500.000 artinya 1 cm jarak di peta sama dengan 500.000 cm ( 5Km) jarak sebenarnya di permukaan bumi.
Bila ingin menyajikan data secara rinci, maka gunakanlah skala besar, (1 : 5.000 sampai
1 : 250.000). Sebaliknya bila ingin menunjukkan data secara umum, gunakanlah skala kecil (1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih).


3.  Proyeksi Peta

Bumi kita merupakan bentuk tiga dimensi, tetapi peta merupakan bentuk dua dimensi. Walaupun demikian terdapat tiga aspek yang harus dipenuhi  oleh  sebuah  peta  yaitu  sebagai  berikut.
  • Conform,  berarti  bentuk  yang  digambarkan  di  peta  harus  sesuai  dengan aslinya.
  • Equivalent, berarti daerah yang digambar di peta harus sama luas dengan  aslinya.
  • Equidistant, berarti jarak yang digambar pada peta harus tepat perbandingannya dengan jarak sesungguhnya
Untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar, dalam ukuran (luas, jarak) bentuk permukaan bumi pada peta, maka dalam pembuatan peta digunakan proyeksi peta. Proyeksi peta adalah teknik pemindahan bentuk permukaan bumi yang lengkung (bulat) ke bidang datar.

Macam-macam proyeksi peta adalah sebagai berikut.
a.    Proyeksi  azimuthal  (zenithal  projection),  adalah  bidang  proyeksi  yang berupa  suatu  bidang  datar  yang  menyinggung  bola,  pada  kutub  ekuator atau sembarang tempat yang terletak antara ekuator dan kutub. Proyeksi  ini  paling  baik  untuk  menggambar  daerah  di  sekitar  ekuator.
b.     Proyeksi  silinder  (Mercator  projection ),  adalah  semua  garhs  horizontal dan  meridian  berupa  garis  lurus  vertikal.  Proyeksi  ini  paling  tepat menggambarkan daerah ekuator sebab ke arah kutub terjadi pemanjangan garis.
c.    Proyeksi  kerucut  (conical  projection),  adalah  garis  yang  memotong  atau menyinggung  globe  dan  bentangannya  ditentukan  oleh  sudut  puncaknya. Proyeksi  ini  menggambarkan  daerah  dilintang  45°


4.  Legenda/Keterangan Peta

Legenda merupakan keterangan peta, memudahkan pembacaan dan penafsiran peta karena legenda menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat dalam peta.
Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga diletakkan pada bagian lain peta, sepanjang tidak mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.


5.  Petunjuk Arah/Tanda Orientasi

Petunjuk arah untuk menunjukkan arah Utara, Selatan, Timur dan Barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan. Petunjuk arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah Utara. Petunjuk ini diletakkan di bagian mana saja dari peta, asalkan tidak menganggu kenampakan peta.

6.  Simbol dan Warna

Gambar atau tanda untuk mewakili obyek agar penyajian informasi lebih sederhana dan sistematik.

a. Simbol peta.

a)      Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti simbol kota, titik trianggulasi (titik ketinggian) tempat dari permukaan laut. Contoh: simbol titik.
b)      Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis seperti simbol sungai, batas wilayah, jalan, dsb. Contoh: simbol garis.
c)      Simbol luasan (area), digunakan untuk menunjukkan kenampakan area seperti: padang pasir, rawa, hutan. Contoh: simbol luasan (area).



b.  Warna

Perhatikanlah peta yang ada di sekolah Anda, warna apa saja yang ada pada peta tersebut? Peta yang berwarna akan lebih indah dilihat dan kenampakan yang ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas.

Penggunaan warna pada peta harus sesuai maksud/tujuan si pembuat peta dan kebiasaan umum.
Contoh:
  • laut, danau digunakan warna biru.
  • temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat.
  • curah hujan digunakan warna biru atau hijau.
  • dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter dari permukaan laut digunakan warna hijau. 
  • daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 sampai 3000 meter) digunakan warna coklat tua.

Warna berdasarkan sifatnya, ada dua macam yaitu warna bersifat kualitatif dan bersifat kuantitatif.


7.  Sumber dan Tahun Pembuatan Peta

Bila Anda membaca peta, perhatikan sumbernya. Sumber memberi kepastian kepada pembaca peta, bahwa peta tersebut bukan hasil rekaan dan dapat dipercaya. Selain sumber, perhatikan juga tahun pembuatannya. Pembaca peta dapat mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk digunakan pada masa sekarang atau sudah kadaluarsa karena sudah terlalu lama.

8. Inset


Inset adalah peta kecil tambahan dan memberikan kejelasan yang terdapat di dalam peta. Inset bersifat menjelaskan wilayah pada peta utama.
Berdasarkan fungsinyanya, inset di bedakan menjadi 3 macam yaitu :
a.     Inset yang berfungsi untuk menunjukkan lokasi relatif wilayah yang tergambar pada peta utama.
Inset ini memiliki skala lebih kecil dari peta utama, untuk menjelaskan letak/hubungan antara wilayah pada peta utama dengan wilayah lain di sekelilingnya. Misalnya : lokasi relatif Pulau Kalimantan sebagai peta utama terlihat posisinya dengan pulau-pulau lain di sekitarnya pada inset peta wilayah Indonesia

b.     Inset yang berfungsi memperbesar/memperjelas sebagian kecil wilayah pada peta utama.
Inset ini memiliki skala lebih besar dari peta pokok, mempunyai kegunaan untuk menjelaskan bagian dari peta pokok yang dianggap penting. Misalnya : lokasi permukiman yang penting pada suatu kota diperbesar sehingga menjadi lebih jelas.

c.     Inset yang berfungsi untuk menyambung wilayah pada peta utama.
Inset ini memiliki skala sama besar dengan peta utama dan juga merupakan peta utama yang disambung. Fungsi menyambung ini bertujuan untuk :
  • Menggambarkan wilayah pada peta utama yang terpotong karena keterbatasan pada media kertas/halaman.
  • Menggambar wilayah yang terpencar
  
9. Lettering (Tata Cara Penulisan pada Peta)

Untuk membuat tulisan pada peta ada kesepakatan di antara para ahli (kartografer) yaitu sebagai berikut:
  1. Nama geografi ditulis dengan bahasa dan istilah yang digunakan penduduk setempat.Contoh: Sungai ditulis Ci (Jawa Barat), Kreung (Aceh), Air (Sumatera Utara).Nama sungai ditulis searah dengan aliran sungai dan menggunakan huruf miring.
  2. Nama jalan ditulis harus searah dengan arah jalan tersebut, dan ditulis dengan huruf cetak kecil.
  3. Nama kota ditulis dengan 4 cara yaitu:
  • di bawah simbol kota.
  • di atas simbol kota.
  • di sebelah kanan simbol kota.
  • di sebelah kiri simbol kota.
Letak komponen peta 

Komposisi Peta Topografi Baru
1. Judul peta
2. Skala angka
3. Nomor lembar peta seri
4. Daerah yang dicakup
5. Edisi (tahun), petunjuk letak peta
6. Keterangan proyeksi peta
7. Pengarang/penerbit
8. Petunjuk orientasi utara
9. Skala grafis
10. Pembagian daerah administrasi
11. Petunjuk pembacaan koordinat geografis
12. Grid lintang
13. Grid bujur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar